Dari Kampus ke Buku: Peran Pendidik di Era Globalisasi dan Artificial Intelligence

Palembang, 07 November 2025. Dalam lanskap pendidikan yang terus berubah akibat globalisasi dan kemajuan teknologi, peran seorang pendidik tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Hal ini tercermin dalam kiprah Muhamad Afdoli Ramadoni, S.Sos., M.Sos., CPS, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang, yang baru-baru ini tampil sebagai narasumber dalam program “Cerito Wong Kito” di Sriwijaya TV. Tema yang diangkat, “Peran Seorang Pendidik di Era Globalisasi dan Teknologi Artificial Intelligence: Dari Kampus ke Buku”, menjadi refleksi mendalam atas tantangan dan peluang yang dihadapi dunia pendidikan saat ini.

Dalam talk show tersebut, Muhamad Afdoli Ramadoni menyoroti bagaimana pendidik harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dalam menghadapi revolusi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, pendidik masa kini tidak hanya dituntut untuk mentransfer ilmu, tetapi juga menjadi fasilitator literasi digital, pembimbing etika teknologi, dan agen perubahan sosial. Ia menekankan pentingnya membangun komunikasi yang humanis dan berbasis nilai-nilai Islam dalam menghadapi era digital yang serba cepat dan kompleks.

Momentum ini juga menjadi ajang bagi Ramadoni untuk memperkenalkan buku keduanya yang berjudul “Islam dan Komunikasi di Era Artificial Intelligence”, sebuah karya yang menggambarkan sintesis antara ilmu komunikasi, teknologi, dan nilai-nilai keislaman. Buku ini diterbitkan oleh Minhaj Pustaka dan menyajikan analisis mendalam tentang transformasi komunikasi akibat perkembangan komputer, internet, dan jaringan digital. Ramadoni mengajak pembaca untuk memahami bagaimana AI, Internet of Things (IoT), dan komputasi kuantum akan membentuk masa depan komunikasi global, sekaligus menyoroti isu etika, privasi, dan disinformasi di dunia maya. [minhajpustaka.id]

Sebagai akademisi dan penulis, Muhamad Afdoli Ramadoni menunjukkan bahwa kontribusi seorang pendidik tidak berhenti di kampus. Ia membawa gagasan ke ruang publik, menyuarakan pentingnya komunikasi yang beradab dan beretika di tengah arus teknologi yang tak terbendung. Buku ini menjadi bukti bahwa literasi digital dan spiritual dapat berjalan beriringan, membentuk generasi yang cerdas secara teknologi dan bijak secara nilai.

Kehadiran Muhamad Afdoli Ramadoni di Sriwijaya TV bukan hanya sebagai narasumber, tetapi sebagai representasi pendidik yang aktif membangun dialog antara ilmu, iman, dan teknologi. Ia mengajak kita semua untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pemikir dan pengarahnya. Dari kampus ke buku, dari layar televisi ke ruang diskusi, Muhamad AfdoliRamadoni membuktikan bahwa pendidikan adalah proses yang hidup, dinamis, dan penuh makna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *